Tingkatan Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik atau Chrinic Kidney Disease (CKD) merupakan proses kerusakan pada ginjal dengan rentan waktu lebih dari 3 bulan. Adanya batu ginjal juga dapat menjadi indikasi CKD pada penderita kelainan bawaan seperti hiperoksaluria dan sitinuria. Berbeda dengan gagal ginjal akit, gagal ginjal kronis jauh lebih sering tidak disadari, dan tidak terdeteksi dan terdiagnosis sampai penyakit inin cukup maju dan gagal ginjal cukup dekat.

Penyakit ginjal kronik diidentifikasi melalui tes darah untuk keratin. Tingginya tingkat keratin menunjukkan jatuh laju filtrasi glomerulus dan sebagai akibat penurunan kemampuan ginjal mengekskresikan produk limbah. Penyebab yang paling umum dari CKD ialah diabetes mellitus, hipertensi, dan glomerulonefritis. Secara bersama-sama menyebabkan sekitar 75% dari semua kasus pada dewasa. Pada sebagian kasus mengonsumsi minuman energi secara rutin dan terus menerus selama minimal 3 tahun dapat mengakibatkan penyakit gagal ginjal kronis.

Secara umum CKD dibagi menjadi 5 tingkatan atau stadium, pembagiannya dilakukan berdasarkan nilai GFR (Glomerular Filtration Rate). GFR kita merupakan tanda terbaik untuk menunjukkan kesehatan ginjal. Pada tahun 2002, Nation Kidney Foundation AS menerbitkan pedoman pengobatan yang menetapkan lima stadium CKD berdasarkan ukuran GFR yang menurun. Pedoman tersebut mengusulkan tindakan yang berbeda untuk masing-masing stadium penyakit ginjal.

Resiko CKD meningkat
GFR 90 atau lebih dianggap normal. Bahkan dengan GFR normal, kita mungkin beresiko lebih tinggi terhadap CKD bila kita diabetes, mengidap tekanan darah tinggi, atau memiliki riwayat penyakit ginjal. Orang yang berusia di atas 65 tahun dua kali lipat lebih beresiko mengembangkan CKD dibandingkan orang yang berusia antara 45 dan 65 tahun.

Stadium 1
Kerusakan ginjal dengan GFR normal (90 atau lebih). Kerusakan pada ginjal dapat dideteksi sebelum GFR mulai menurun. Pada stadium pertama ini, tujuan pengobatan yaitu untuk memperlambat perkembangan CKD kita dan mengurangi resiko penyakit jantung. dan pembuluh darah.

Stadium 2
Kerusakan ginjal dengan penurunan ringan pada GFR 60-89. Saat fungsi ginjal kita mulai menurun, dokter akan memperkirakan perkembangan CKD kita dan meneruskan pengobatan untuk mengobati resiko masalah kesehatan lain.

Stadium 3
Penurunan lanjut pada GFR 30-59. Saat CKD sudah berlanjut pada stadium ini, anemia danmasalah tulang menjadi semakin umum. Kita sebaiknya bekerja dengan dokter untuk mencegah atau memngobati masalah ini.

Stadium 4
Penurunan berat pada GFR 15-29. teruskan pengobatan untuk komplikasi CKD dan belajar semaksimal mungkin mengenai pengobatan untuk kegagalan ginjal. Masing-masing pengobatan membutuhkan persiapan.

Stadium 5
Kegagalan ginjal GFR dibawah 15. Saat ginjal kita tidakbekerja cukup untuk menahan hidup kita, kita akan membutuhkan dialisis atau pencangkokan ginjal. Terapi yang dianjurkan pada stadium 5 adalah dialisis (cuci darah) atau dengan cangkok ginjal.

Penderita penyakit gagal ginjal kronis stadium 1-3 umumnya asimtomatik, manifestasi klinis biasanya muncul pada tahap 4-5. Diagnosis dini, pengobatan dan penyebab atau institusi tindakan pencegahan sekunder sangat penting pada penderita penyakit gagal ginjal kronis. Hal tersebut dapat menunda atau menghentikan kemungkinan atau kemajuan gagal ginjal. Perawatan medis penderita penyakit gagal ginjal kronis harus terfokus pada hal-hal berikut :
  • Menunda atau menghentikan perkembangan penyakit gagal ginjal kronis
  • Mengobati manifestasi patologi dari penyakit gagal ginjal kronis
  • Perencanaan yang tepat untuk terapi jangka panjang pengganti ginjal

Semoga informasi diatas daapt bermanfaat dan bisa memotivasi kita untuk lebih bisa menjaga tubuh kita, khususnya ginjal agar dapat terhindar dari serangan berabgai macam penyakit.

Penyakit Gagal Ginjal Pada Anak

Pada umunya banyak yang menganggap bahwa penyakit ginjal hanya menyerang pada orang dewasa, namun kini penyakit ginjal juga dapat menyerang anak-anak dan para orang tua sering tidak menyadari gejala-gejala yang timbul. Bahkan ketika dokter mendiagnosa anak mereka mengidap penyakit ginjal, maka yang terpikir oleh para orang tua adalah anak mereka akan menjalani operasi atau akan menjalani cuci darah. Pemikiran tersebut timbul akibat dari kurangnya pemahaman para orang tua mengenai penyakit ginjal pada anak.

Penyakit ginjal pada anak dapat terjadi ketika si anak masih bayi. Penyakit ini sering merupakan kelainan bawaan maupun didapat anak pada saat masa pertumbuhan. Beberapa jenis penyakit ginjal berasal dari faktor genetik (bawaan. Misalnya penyakit ginjal polikistis (Polycystic kidney disease/PKD) yang merupakan kelainan genetis dengan banyak kista yang tumbuh diginjal. Kista PKD secara bertahap dapat mengganti banyak massa ginjal, mengurangi fungsi ginjal, dan mengakibatkan kegagalan ginjal.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, yaitu :

Genetik
Walaupun persentasenya kecil kelainan ginjal bawaan bisa saja karena faktor keturunan. Misalnya ayah atau ibu yang memiliki kelainan ginjal dapat menurunkan gangguan gunjal tersebut kepada anak. Bentuk kelainannya dapat berupa pembengkakan ginjal, ginjal yang tidak berkembang semestinya, atau hanya memiliki satu buah ginjal.

Hamil pada usia rawan
Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah para ibu yang hamil pada usia diatas 40 tahun atau sebaliknya ibu hamil pada usia yang terlalu muda, yaitu 17 tahun atau lebih muda. Kehamilan pada usia rawan sangat memungkinkan janin mengalami pertumbuhan yang kurang optimal semasa didalam kandungan.

Obat-obatan
Selama hamil ibu sering disarankan untuk berhati-hati dalam mengonsumsi obat, terutama obat-obatan jenis antibiotika atau antikanker. Simpelnya, jangan pernah mengonsumsi obat tanpa sepengetahuan dari dokter. Lebih baik ibu berkonsultasi terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya kemungkinan yang buruk.

Radiasi
Faktor radiasi yang dimaksudkan disini adalah bila ibu hamil terpapar oleh sinar X-ray. Itulah mengapa diruang diruang radiologi untuk pemeriksaan rontgen secara jelas terpasang larangan bagi ibu hamil.

Untuk dapat mengetahui anak dengan penyakit ginjal, maka perlu diwaspadai beberapa gejala yang dapat dilihat pada anak. Gejala penyakit ginjal yang mungkin timbul adalah sembab pada kelopak mata, tekanan darah tinggi, jumlah sel darah merah rendah (anemia), atau dalam air seninya terdapat darah atau protein. Jika dokter menemukan salah satu gejala tersebut pada anak, mungkin akan dibutuhkan tes lanjutan , termasuk tes darah atau air seni tambahan atau rontgen. Salah satu penyakit yang awalnya hanya memperlihatkan sembab pada mata anak ketika bangun tidur dipagi hari adalah penyakit sindroma Nefrotik yaitu salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak, merupakan suatu kumpulan gejala klinis yang terdiri dari prteinuria masif, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia dan sembab.

Kelainan ginjal lain yang harus diwaspadai misalnya adanya benjolan pada perut yang merupakan gejala tumor ginjal atau adanya bendungan pada saluran kemih, kencing yang tiba-tiba berhenti dapat merupakan salah satu gejala adanya batu pada kandungan kemih, tekanan darah tinggi  juga  terjadi pada anka yang umumnya menyertai penyakit ginjal lainnya dan ditandai dengan sakit kepala bahkan sampai terjadi kejang-kejang serta penurunan kesadaran.

Dalam kasus kelainan ginjal bawaan, penanganannya akan dilakukan secara bertahap. Hal yang pertama ditangani terlebih dahulu adalah masalah komplikasi. Jika terdapat infeksi saluran kemih, infeksinya akan segera diatasi sambil mencari terus apa yang menjadi penyebabnya. Selanjutnya, setelah penyebabnya ditemukan langkah selanjutnya adalah dilakukan tindakan untuk menangani penyebabnya. Apabila terjadi akibat sumbatan tentu akan diusahakan untuk menghilangkan sumbatan tersebut. Begitu juga jika diakibatkan oleh klep dikandung kemih yang tidak baik, maka akan dibuatkan klep yang baru.

Kelainan stadium 1 dan 2 biasanya dapat diatasi dengan obat. Selama proses pengobatan diharapkan terjadi proses penyempurnaan klep tersebut secara alamiah. Jika penanganannya terlambat dan kurang tepat hingga infeksi yang terjadi semakin parah, maka besar kemungkinan anak akan mengalami gagl ginjal. Jika keadaan sudah seperti ini, maka tidak ada cara lain yang dapat dilakukan kecuali dengan menjalani transplantasi ginjal atau cuci darah (Hemodialisis). Namun sebaliknya, jika penanganan yang dilakukan cepat dan tepat serta infeksinya segera diatasi, maka kedepannya anak dengan kelainan ginjla dapat menjalani kehidupan yang normal tanpa mengalami keluhan apapun.

Jadi, jika para orang tua menemukan gejala-gejala yang telah disebutkan tadi, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan kelainan yang terjadi. Karena bukan tidak mungkin jika terus dibiarkan maka suatu saat  akan berlanjut menjadi gagal ginjal yang memerlukan tindakan cuci darah.